Nasi Campur Gianyar bikin Ketagihan

 Aku lupa kapan tepatnya mulai menyukai nasi campur Gianyar.

Gara-garanya waktu itu aku mampir ke pasar Gianyar, seorang teman membantu ibunya di pasar kalau senggang. Waktu itu aku mampir bersama seorang teman lainnya, sengaja datang sih. Ibu temanku menyuruh temanku mengajak kami makan siang di warung nasi Gianyar di ujung pasar. Suatu hari yang lain saat aku sendiri mampir ke pasar aku minta diantar lagi ke warung itu hingga beberapa kali. Bahkan saat baru pulang dari Karawang kemarin satu tempat yang harus segera kukunjungi adalah nasi campur Gianyar dan temanku mengantarkan aku ke warung yang lain di dalam pasar senggol.

Nasi campur Gianyar ini menurutku istimewa dari segi rasa. sebenarnya isinya sederhana saja nasi putih atau nasi dicampur ketela rambat yang diberi beberapa lauk antara lain ayam betutu, bebek panggang, teri goreng tipis-tipis, irisan telur, sate lilit, sayur dan tak lupa sambal matahnya. Menunya komplit banget kan, tinggi karbohidrat dan protein hewani pas buat yang butuh energi lebih buat pura-pura bahagia. Masakan berbumbu Bali selalu terasa enak bagiku, meskipun minyak base nya seringkali bikin sakit tenggorokan.

Beberapa waktu yang lalu aku bolak-balik Bangli-Denpasar buat mengurus penelitian teman yang hingga kini terbentur birokrasi, aku sengaja mampir ke warung nasi tersebut ketika pulang. Harga nasi campur yang dibungkus boleh minta harga 10 ribu atau 15 ribu, tetapi kalau makan di tempat seharga 20 ribu dengan porsi yang lebih banyak lauknya. Sampai suatu kali aku harus menemui orang di Ubud, tapi singgah dulu ke warung nasi, dan akhirnya terlambat. Aku cerita dengan teman soal beberapa kali mampir dan tak bosan-bosan itu, dia cuma bilang apa istimewanya katanya.

Teman ini kemudian cerita kalau nasi campur Gianyar itu buka cabang di Denpasar, salah satunya di Jalan Badak Agung. Akhirnya beberapa kali aku mampir kesana, juga hari ini. Nama warungnya Sak Ade. Awalnya tidak percaya kalau warung yang Denpasar tersebut memiliki cita rasa yang sama, sampai suatu kali aku belanja saat warung baru saja buka. Lauk-lauk yang dijual itu dimasak langsung di Gianyar, pelayan warung baru menurunkan makanan dan meracik bumbu sayur dan lain-lainnya saat aku datang. Menurut informasi temanku ini ada beberapa nama warung yang cukup terkenal di Gianyar dan mereka memasak bebek dan ayam terutama dari satu tempat. Dan rasanya pun ya sama.

Hari ini tumben mampir makan langsung disana, biasanya cuma dibungkus. Saya memesan nasi campur dan es daluman. Nasi campur tampak penuh di piring, tapi itu cuma menipu kok, nasinya separuh saja yang lebih banyak lauknya. Ada paha ayam betutu, beberapa suwir bebek panggang dan pelengkap lainnya, ditambah daluman dengan gula merahnya benar-benar rasa yang bikin ketagihan.

Waung Sak Ade ini sebenarnya kecil kok, hanya ada empat meja yang orangnya silih berganti pergi. Di depan ada juga sederetan kursi tunggu, pernah mampir pada saat jelang makan siang dan kursi itu penuh. Pelayan di Sak Ade cukup banyak, ada 2-3 orang yang melayani pembeli, satu orang laki-laki mengurus panggang memanggag dan beberapa perempuan di belakang ada yang memarut kelapa dan aktivitas lainnya.

Kalau ada waktu mampir saja, pasti bikin ketagihan sihh. Meskipun hingga malam ini tenggorokan agak tidak enak, tapi tetap masih akan kembali lagi kalau lewat sana :-P

#33HariBagiCerita #27

note: July 13, 2016

Komentar

Postingan Populer